SEMANGAT TERUS UNTUK UKM PSRM SIMO BUDI UTOMO

10 Dadak Merak Ramaikan Milad UKM PSRM Simo Budi Utomo

TAMPIL ENERJIK.  Jathil Simo Budi Utomo tampil memukau dengan menggunakan Jilbab. (foto: joss/reog.tv)
TAMPIL ENERJIK. Jathil Simo Budi Utomo tampil memukau dengan menggunakan Jilbab. (foto: joss/reog.tv)
DIKIRAB. Rombongan Jathil yang dikirab dari jalan Menur menuju kampus Unmuh. (foto: joss/reog.tv)
DIKIRAB. Rombongan Jathil yang dikirab dari jalan Menur menuju kampus Unmuh. (foto: joss/reog.tv)
REOG.TV, PONOROGO – Suasana agak berbeda nampak di kampus Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada Sabtu (12/4/2014). Gemuruh tetabuhan Reog Ponorogo, tak henti-hentinya mengalun. Masyarakat sekitar pun beduyun-duyun, untuk melihat ada hajat apa gerangan di kampus tersebut.
Ya, hari itu merupakan puncak perayaan ulang tahun ke 10, Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Reyog Ponorogo Simo Budi Utomo, Unmuh Ponorogo. Acara yang dihelat pada pukul 14.00 WIB itu, diramaikan oleh 10 dadak merak, yang menurut panitia merupakan sumbangan dari grup-grup Reog yang ada di pelbagai kecamatan di wilayah Ponorogo.
“Ada satu grup Reyog, 8 penari jathil dan 10 dadak merak yang turut meramaikan, semuanya adalah sumbangan alias gratis,” kata Wahyu Trisno, panitia acara, pada REOG.TV di sela-sela acara di kampus Unmuh.
Sebelum, mencapai kampus, grup Reog beserta 10 dadak merak dan 10 penari jathil diarak, dari kawasan jalan Menur menuju kampus yang berjarak sekitar 500 meter. Sontak, iring-iringan tersebut memancing animo masyarakat dan pengguna jalan di kawasan yang dilalui, tertarik untuk melihat dan mengikuti hingga ke halaman kampus, di mana acara ini dibeber.
Sampai di halaman kampus, acara langsung dibuka dengan penampilan Penari Warok, mahasiswa anggota Simo Budi Utomo, yang menari dengan gaya khas, mengkibas-kibaskan usus-usus (tali putih di perut), yang di susul para jathil yang dengan gesit melompat ke sana kemari, yang segera saja memancing aplus para pengunjung. Uniknya, para Jathil Simo Budi Utomo ini menggunakan hijab, yang tentunya menjadi berbeda dengan penampilan penari berkuda kepang pada umumnya.
Usai para penari Jathil beraksi, giliran para bujang ganong yang menari dan setengah beratraksi. Dengan bertopeng dan rambut-rambut putihnya, penampilan penari ganong juga mampu membuat penonton terksesima, yang selanjutnya ditutup dengan penampilan, penari tokoh Klono Swandono.
Sayang sekali, saat 10 dadak merak akan beraksi, gerimis jarang yang awalnya sudah turun tiba-tiba berubah menjadi hujan. Sontak, pagelaran pun dihentikan sejenak. Tak hanya seluruh pengisi acara, pengunjung pun harus berteduh menunggu hujan mereda.
Panitia menganggap, jika harus menunggu hujan untuk melanjutkan acara akan keburu sore, berinisiatif melanjutkan pagelaran dengan memindahkan acara ke dalam Dome Unmuh. “Ya harus pindah mas, kalau nggak malah nggak bisa dilanjutkan karen keburu gelap nanti,” kata salah satu panitia.
Keputusan yang diambil rupanya tepat. Panitiapun memboyong seluruh pemain ke dalam Dome, sekaligus menghimbau pengunjung untuk masuk Dome menyaksikan penampilan grup Reyog, hingga acara tuntas. (nja/reog.tv)
Sumber :http://reog.tv/?p=2690

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGUNAKAN BAHASA KOMENTAR YANG SOPAN

TERIMAKASIH SUDAH MEMEBRIKAN KOMENTAR DAN SARAN